Evy Siscawati

Sebuah studi gabungan para akademisi di Swiss, Jerman, dan Universitas
Boston memberi petunjuk pembentukan gelembung dan runtuh finansial.
Gejolak dalam harga saham disebabkan oleh letusan gelembung ini telah
berdampak dramatis pada ekonomi dunia dan keuntungan pribadi jutaan
orang dalam beberapa tahun terakhir.
Studi ini diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of
Sciences tanggal 10 Mei 2011 dan mengungkapkan hukum empiris umum yang
mengkuantifikasi perilaku pasar di dekat gelembung dan keruntuhan – ini
adalah harga rendah dimana harga saham jatuh sebelum mulai bangkit lagi
atau harga tinggi dimana harga memuncak sebelum jatuh.
“Kami bertanya apakah ada ketidak teraturan tepat sebelum atau sesudah
pasar tinggi dan rendah,” kata peneliti utama Dr. Tobias Preis dari
Institut Teknologi Federal Swiss di Zurich dalam menganalisis dan
memodelkan pasar uang. Preis juga dari Pusat Studi Polimer di
Universitas Boston.
Studi ini melibatkan penyelarasan lebih dari 2,6 miliar transaksi yang
terjadi di European Exchange (EUREX) di Jerman dan di New York Stock
Exchange (NYSE) di AS. Preis dan rekannya Dr. Johannes J. Schneider
dari Universitas Johannes Gutenberg di Mainz dan Prof. H. Eugene
Stanley, juga dari Universitas Boston, menganalisis trend mikro dan
makro dalam pasar uang memakai tiga kuantitas fluktuasi: harga tiap
transaksi, volume transaksi, dan waktu antara transaksi individual.
“Kami menerapkan metodologi kami pada tinggi dan turun lokal dalam
harga pada skala waktu berbeda dari milidetik hingga 100 hari,” kata
Stanley. Apa yang ditemukan para peneliti adalah ada sebuah hukum
empiris unik di dekat gelembung dan letusan, atau trend berubah
mengkuantifikasi volume transaksi dan waktu antar transaksi dalam semua
pasar uang yang dianalisis. “Lebih mengejutkan lagi,” kata Preis, “kami
menemukan kalau hukum empiris ini adalah parameter unik yang sah untuk
gelembung sangat kecil dan juga gelembung sangat besar.” Dengan kata
lain, pembentukan trend bullish dan bearish tidak tergantung pada skala
waktu. Gelembung bencana yang sangat terkenal yang terjadi dalam skala
waktu besar, seperti keruntuhan keuangan global tahun 1929 dan 2008,
bukanlah pencilan. “Kami menemukan cetak biru trend keuangan,” rangkum
Preis dan menyimpulkan” “Kami dapat belajar dari sejumlah besar
gelembung kecil bagaimana gelembung pasar besar muncul dan meletus.
Tantangannya adalah menghancurkan gelembung sebelum ia menjadi
membesar.”
Pentingnya temuan ini digemakan oleh Dirk Helbing, professor sosiologi
di Institut Teknologi Federal Swiss. Helbing memimpin proyek FuturICT
Flagship, yang berusaha menyatukan para ilmuan terbaik dalam program 10
tahun Uni Eropa untuk menjelajahi kehidupan sosial di Bumi dan apapun
yang ada hubungan dengannya. “Salah satu tujuan utama proyek FuturICT
adalah mengatur tantangan yang dibuat dunia modern yang sulit
diprediksi, termasuk krisis keuangan. Penemuan Tobias Preis dan
koleganya penting bagi pengamatan krisis keuangan dan ekonomi yang akan
dijalankan oleh proyek ini.”
Sumber berita: Boston University
Referensi jurnal: T. Preis, J. J. Schneider, H. E. Stanley. Switching processes in financial markets. Proceedings of the National Academy of Sciences, 2011; DOI: 10.1073/pnas.1019484108
Referensi jurnal: T. Preis, J. J. Schneider, H. E. Stanley. Switching processes in financial markets. Proceedings of the National Academy of Sciences, 2011; DOI: 10.1073/pnas.1019484108
Thanks for reading: Bagaimana Gelembung Finansial Meletus?

0 komentar