TIADA KEMULIAAN TANPA ISLAM
Umar bin Khaththab semoga Allah meridloinya
mengatakan: "Kita adalah umat yang telah Allah Subhaanahu Wa
Ta'aalaa berikan kemuliaan dengan Islam, maka bagaimanapun cara kita
mencari kemuliaan tanpa Islam maka Allah akan tetap menjadikannya
sebagai kehinaan."
Kapan Umar mengatakan ungkapan ini ? Kapan Umar
menyusun perkataan ini ?
Umar mengatakan ini pada moment yang agung dan pada
satu periode yang mulia dalam Islam. Beliau mengatakan ini ketika beliau
berangkat untuk membuka Baitul Maqdis, untuk mengambil kunci-kunci
Baitul maqdis yang telah kita abaikan karena kita mengabaikan Islam.
Umar berangkat ke sana untuk mengambil kunci-kunci
Baitul Maqdis. Kemudian orang-orang Nashara mendengar kedatangan Umar
yang namanya telah menguncang dunia, yang jika nama Umar disebut di
majlis Kisra dan Kaisar, maka kedua raja ini hampir pingsan
mendengarnya, karena takut.
Umar yang tidur di pelepah kurma, tetapi hati para
taghut yang berada di atas singgasana ketakutan.
Umar yang hanya makan gandum, tetapi para bangsawan
yang memiliki emas dan perak gemetar jika melihatnya.
Umar yang jika berjalan di suatu jalan, maka syetan
akan memilih jalan lain.
Umar yang sudah dikenal dikalangan muslimin Melayu,
India, Iraq, Sudan, Andalus, dan akan dikenal dunia.
Ketika orang-orang Nashara mendengar Umar akan datang
untuk mengambil kunci-kunci Baitul Maqdis, mereka keluar dengan jumlah
yang sangat besar. Para wanita keluar di atap-atap rumah, anak-anak
keluar di berbagai jalan dan gang.
Sedangkan pasukan kaum muslimin yang dipimpin oleh
tiga panglima, mereka kaluar dalam konvoi pasukan yang belum pernah
didengar dunia.
Bagaimana pengawal yang mengiringi Umar yang akan
mengambil kunci-kunci Baitul Maqdis ?
Tidak ada iring-iringan yang mengawal ! Orang-orang
mengira beliau akan datang dengan para pembesar shahabat, para pembesar
Anshar dan Muhajirin dari para ulama dan orang-orang shalehnya, tetapi
beliau datang hanya dengan mengendarai satu unta dan ditemani seorang
pembantunya. Kadang Umar yang menuntun unta dan pembantunya naik dan
kadang Umar yang naik unta dan pembantunya yang menuntun !
Ketika mendekati Baitul Maqdis, para pejabat muslimin bertanya-tanya:
"Siapa itu ? Mungkin salah saeorang tentara yang memberi tahu
kedatangan Amirul Mukminin.Ketika pasukan itu mendekat, ternyata orang tersebut adalah Umar bin Khaththab ! Ketika beliau sampai di Baitul Maqdis, tiba giliran beliau menuntun unta dan pembantunya yang berada di atas unta.
Amr bin Ash mengatakan:
"Wahai
Amirul Mukminin, orang-orang mennati kehadiran anda, penghuni dunia
keluar untuk menyambut kehadiran anda dan orang-orang mendengar tentang
anda tetapi anda datang dengan penampilan seperti ini ?"
Kemudian Umar mengatakan perkataannya yang sangat
terkenal, yang tetap diingat sepanjang masa: "Kita
adalah umat yang telah Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berikan kemuliaan
dengan Islam, maka bagaimanapun juga jika kita mencari kejayaan dengan
yang lain, maka Allah akan memberikan kehinaan kepada kita."
Kita membangun peradaban kita dari nol dengan satu
modal; Laa ilaaha illallaah.
Pasukan Umar bin Khaththab keluar dengan 30.000 orang
yang bertauhid. Setiap orang yang bertauhid sama dengan 3 juta tentara
dunia sekarang. Mereka keluar untuk berperang melawan Persia, berperang
untuk melawan Kisra yang kafir dan sesat. Ketika mereka tiba di
Qadisiyah, Kisra ingin melakukan perundingan dengan Umar karena takut
mati. Maka ia mengutus Hurmuzan -salah seorang mentrinya- untuk
mendatangi Madinah Nabawiyah kota Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa
sallam untuk duduk bersama Umar Al Faruq di meja perundingan.
Utusan tersebut keluar dengan rombongan yang besar
untuk menemui Umar, dengan hati yang hampir robek karena
takut…Mengapa? Karena dia ragu-ragu. Bagaimana ia akan bicara dengan
Umar bin Khaththab ? Apakah ia akan berbicara secara langsung atau
melalui perantara ?Apakah ia akan duduk bersama di atas tanah ? Apakah
ia dapat melihat Umar secara langsung tanpa alat dan pengeras suara ?
Maka ia memakai perhiasan, sutra, emas dan perak. Ia
menembus jalan dari Iraq menuju Madinah.
Ketika ia masuk Madinah, ia bertanya:
"Dimana
istana Khalifah Umar ?"
Para shahabat mengatakan: "Umar tidak punya istana."
Para shahabat mengatakan: "Umar tidak punya istana."
Ia bertanya: "Bagaimana
ia memimpin kalian ?"
Mereka berkata: "Beliau memimpin kami di atas tanah."
Mereka berkata: "Beliau memimpin kami di atas tanah."
Ia bertanya: "Di mana
rumahnya ? Apakah rumahnya memiliki keistimewaan ?"
Mereka menjawab: " Rumahnya seperti rumah kita."
Mereka menjawab: " Rumahnya seperti rumah kita."
Ia berkata: "Tolong tunjukkan pada saya
rumahnya."
Mereka berangkat dan berjalan di gang-gang kota Madinah yang sempit, sampai mereka sampai di sebuah rumah yang kecil miskin yang hanya dibangun dari tanah biasa.
Mereka berangkat dan berjalan di gang-gang kota Madinah yang sempit, sampai mereka sampai di sebuah rumah yang kecil miskin yang hanya dibangun dari tanah biasa.
Ia bertanya: "Apakah ini rumahnya ?"
Mereka mengatakan: "Ya"
Ia bertambah takut dan gemetar, ia bertanya: "Apakah ini rumahnya ?"
Mereka mengatakan: "Kita akan tanya keluarganya"
Mereka mengatakan: "Ya"
Ia bertambah takut dan gemetar, ia bertanya: "Apakah ini rumahnya ?"
Mereka mengatakan: "Kita akan tanya keluarganya"
Kemudian mereka mengetuk pintu rumah. Putranya keluar,
mereka bertanya: "Apakah Amirul Mukminin ada di rumah ?"
Beliau menjawab: "Beliau sedang tidak di rumah, silahkan anda cari di masjid "
Beliau menjawab: "Beliau sedang tidak di rumah, silahkan anda cari di masjid "
Kantor, istana dan tempat duduknya di masjid.
Utusan ini segera berangkat ke masjid. Anak-anak berjalan dibelakang utusan Beberapa wanita melihat dari atap rumah dan dari balik pintu, untuk melihat orang yang datang dengan sutra dan emas yang bersinar karena pantulan sinar matahari.
Utusan ini segera berangkat ke masjid. Anak-anak berjalan dibelakang utusan Beberapa wanita melihat dari atap rumah dan dari balik pintu, untuk melihat orang yang datang dengan sutra dan emas yang bersinar karena pantulan sinar matahari.
Utusan tersebut mencari Umar. Mereka pergi dan
memasuki masjid, mengamati orang-orang yang tidur -karena beliau tidur
di masjid- maka mereka tidak menemukan. Mereka mengatakan: "Kita
cari di tempat lain. Maka mereka mencari lagi.
Mereka mendatangi sebuah pohon di luar kota Madinah,
ternyata beliau berada di situ. Beliau tertidur di di bawah pohon.
Utusan Persia ini tercengang dan semakin takut.
Mereka membangunkan Umar. Ketika beliau bangun, beliau bertanya: "Siapa ini ?"
Mereka mengatakan: "Ini adalah Hurmuzan dan rombongannya, datang untuk berunding dengan anda, wahai Amirul Mukminin."
Mereka membangunkan Umar. Ketika beliau bangun, beliau bertanya: "Siapa ini ?"
Mereka mengatakan: "Ini adalah Hurmuzan dan rombongannya, datang untuk berunding dengan anda, wahai Amirul Mukminin."
Orang Persia tersebut berkata: "Anda telah
berhukum dengan adil sehingga anda merasa aman dan bisa tidur."
Jadi kita adalah umat yang telah Allah berikan
kejayaan dengan Islam, maka jika kita mencari kejayaan dengan selain
Islam, Allah akan memberikan kehinaan kepada kita.
Pada saat kita mencari kejayaan dengan pakaian dan
penampilan, bukan dengan agama, maka Allah akan memberikan kehinaan
kepada kita.
Pada saat kita merasa bangga dengan rumah dan istana,
maka Allah akan memberikan kehinaan kepada kita.
Pada saat kita merasa bangga dengan berbagai
kendaraan, kakayaan dam makanan dan merasa bangga dengan Islam maka
Allah akan memberikan kehinaan kepada kita. Karena kita adalah umat yang
telah Allah berikan kejayaan dengan Islam, maka kalau kita mencari
kemuliaan dengan selain Islam Allah akan memberikan kehinaan kepada
kita.
Mengapa kita tidak merasa bangga, wahai para pemuda
dan orang tua, mengapa kita tidak merasa bangga dengan Islam ?
Ya… ada ditengah-tengah kita, orang yang tidak ingin
masuk lebih dalam pada agama. Dia ingin Islam yang biasa-biasa saja,
shalat dan puasa saja.
Sedankan dakwah dan istiqamah adalah sesuatu yang dia
tidak inginkan.
Mengapa ?
Mengapa ?
Karena zionisme internasional telah menamakan para
da'i dengan istilah fundamentalis dan berbagai istilah menakutkan
lainnya…maka orang-orang yang kurang wawasan, sedikit pengetahuan dan
lemah mental (imannya) merasa berat jika dikatakan seperti itu.
Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa membagi manusia menjadi
dua bagian, Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman, yang artinya :
"Maka apakah patut kami menjadikan orang-orang islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir) ? Mengapa kamu (berbuat demikian) bagaimanakah kamu mengambil keputusan" (QS Al Qalam: 35-36)
Pilihannya hanya satu dari dua, muslim atau mujrim
(orang yang berbuat dosa)… orang yang baik atau jelek… sesat atau
dapat petunjuk… shaleh atau merusak… taat atau ma'siyat. Tidak ada
pilihan ketiga.
"Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi ? Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang bertaqwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat ?" (QS Shaad ayat 28)
Saran kita bagi setiap orang biasa yang ingin hidup
biasa dalam Islam agar bergabung dengan para wali Allah, orang-orang
pilihan, orang-orang yang istiqamah, karena agamawan dalam Islam tidak
sama dengan agamawan dalam Nashrani.. tidak..pilihan kita hanya satu,
menjadi orang yang istiqamah sukses bahagian atau sesat bodoh dan gagal
dalam hidup.
Dalam agama kita hanya ada satu pilihan, menjadi orang
yang baik , bertaqwa, wara' dan menghadapkan diri kepada Allah atau
menjadi orang yang celaka, lalai, sesat yang akan dikembalikan ke neraka
yang menyala-nyala.
Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman:
"Demikianlah Kami (Allah) jadikan kalian umat wasath (pertengahan). Betapa indah ungkapan wasath (pertengahan). Apa yang dimaksud dengan wasath ? Banyak dari para ahli tafsir yang mengatakan bahwa maksudnya adalah umat pilihan. Sebagian yang lain mengatakan maksudnya: pertengahan dalam segala sesuatu." (QS Al Baqarah 143)
Kedua makna ini benar. Alhamdulillah kita ini umat
Islam memiliki aqidah pertengahan. Kita tidak hidup tanpa aqidah seperti
orang-orang yang tidak punya pegangan. Kita tidak hidup dengan hati
kosong, jiwa kosong, tetapi kita punya aqidah. Namun kita juga bukan
yang berlebihan dalam beribadah sampai-sampai menyembah segala sesuatu,
menyembah batu, pohon, bintang, bulan, sapi, harta, pakaian…tidak…
tetapi kita beribadah kepada Dzat yang memang berhak dijadikan tujuan
ibadah.
"Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (yang haq) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu"
(QS Muhammad 19)
Thanks for reading: TIADA KEMULIAAN TANPA ISLAM

0 komentar